ARJUNA
Sifat
dan kepribadian
Arjuna memiliki karakter yang mulia, berjiwa kesatria, imannya kuat, tahan
terhadap godaan duniawi, gagah berani, dan selalu berhasil merebut kejayaan
sehingga diberi julukan “Dananjaya”. Musuh seperti apapun pasti akan
ditaklukkannya, sehingga ia juga diberi julukan “Parantapa”, yang berarti
penakluk musuh. Di antara semua keturunan Kuru di dalam silsilah Dinasti Kuru,
ia dijuluki “Kurunandana”, yang artinya putra kesayangan Kuru. Ia juga memiliki
nama lain “Kuruprāwira”, yang berarti “kesatria Dinasti Kuru yang terbaik”,
sedangkan arti harfiahnya adalah “Perwira Kuru”.
Di antara para Pandawa, Arjuna merupakan kesatria pertapa yang paling teguh.
Pertapaannya sangat khusyuk. Ketika ia mengheningkan cipta, menyatukan dan
memusatkan pikirannya kepada Tuhan, segala gangguan dan godaan duniawi tak akan
bisa menggoyahkan hati dan pikirannya. Maka dari itu, Sri Kresna sangat kagum
padanya, karena ia merupakan kawan yang sangat dicintai Kresna sekaligus pemuja
Tuhan yang sangat tulus. Sri Kresna pernah berkata padanya, “Pusatkan pikiranmu
pada-Ku, berbaktilah kepada-Ku, dan serahkanlah dirimu pada-Ku, maka kau akan
datang kepada-Ku. Aku berkata demikian, karena kaulah kawan-Ku yang sangat
Kucintai”.
Arjuna memiliki karakter yang mulia, berjiwa kesatria, imannya kuat, tahan
terhadap godaan duniawi, gagah berani, dan selalu berhasil merebut kejayaan
sehingga diberi julukan “Dananjaya”. Musuh seperti apapun pasti akan
ditaklukkannya, sehingga ia juga diberi julukan “Parantapa”, yang berarti
penakluk musuh. Di antara semua keturunan Kuru di dalam silsilah Dinasti Kuru,
ia dijuluki “Kurunandana”, yang artinya putra kesayangan Kuru. Ia juga memiliki
nama lain “Kuruprāwira”, yang berarti “kesatria Dinasti Kuru yang terbaik”,
sedangkan arti harfiahnya adalah “Perwira Kuru”.
Di antara para Pandawa, Arjuna merupakan kesatria pertapa yang paling teguh.
Pertapaannya sangat khusyuk. Ketika ia mengheningkan cipta, menyatukan dan
memusatkan pikirannya kepada Tuhan, segala gangguan dan godaan duniawi tak akan
bisa menggoyahkan hati dan pikirannya. Maka dari itu, Sri Kresna sangat kagum
padanya, karena ia merupakan kawan yang sangat dicintai Kresna sekaligus pemuja
Tuhan yang sangat tulus. Sri Kresna pernah berkata padanya, “Pusatkan pikiranmu
pada-Ku, berbaktilah kepada-Ku, dan serahkanlah dirimu pada-Ku, maka kau akan
datang kepada-Ku. Aku berkata demikian, karena kaulah kawan-Ku yang sangat
Kucintai”.
Arjuna
dididik bersama dengan saudara-saudaranya yang lain (para Pandawa dan Korawa)
oleh Bagawan Drona. Kemahirannya dalam ilmu memanah sudah tampak semenjak
kecil. Pada usia muda ia sudah mendapat gelar “Maharathi” atau “kesatria
terkemuka”. Ketika Guru Drona meletakkan burung kayu pada pohon, ia menyuruh
muridnya satu-persatu untuk membidik burung tersebut, kemudian ia menanyakan
kepada muridnya apa saja yang sudah mereka lihat. Banyak muridnya yang menjawab
bahwa mereka melihat pohon, cabang, ranting, dan segala sesuatu yang dekat
dengan burung tersebut, termasuk burung itu sendiri. Ketika tiba giliran Arjuna
untuk membidik, Guru Drona menanyakan apa yang ia lihat. Arjuna menjawab bahwa
ia hanya melihat burung saja, tidak melihat benda yang lainnya. Hal itu membuat
Guru Drona kagum bahwa Arjuna sudah pintar.
Arjuna memiliki senjata sakti yang merupakan anugerah para dewata, hasil
pertapaannya. Ia memiliki panah Pasupati pemberian Dewa Siwa yang digunakannya
untuk mengalahkan Jayadrata dan Karna dalam Bharatayuddha. Busurnya bernama
Gandiwa, pemberian Dewa Baruna ketika ia hendak membakar hutan Kandawa. Ia juga
memiliki sebuah terompet kerang (sangkala) bernama Dewadatta, yang berarti
“anugerah Dewa”.