Senin, 24 Oktober 2011

proposal penelitian ilmiah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam komunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengarahkan siswa agar terampil berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berfikir, mengungkap gagasan, perasaan, pendapat, menyampaikan informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan memperluas wawasan dilingkungan sekitar.
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia terbagi atas beberapa pokok bahasan, antara lain: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut sebaiknya mendapatkan porsi yang seimbang dalam pengajaran berbahasa. Dalam pengajarannya antara aspek satu dengan yang lainnya tidak dipisahkan, melainkan harus terpadu karena saling berkaitan. Keempat aspek tersebut dibagi menjadi dua pembelajaran yaitu pembelajaran reseptif dan produktif. Pembelajaran reseptif mencakup pembelajaran keterampilan menyimak dan membaca, sedangkan pembelajaran produktif mencakup pembelajaran keterampilan berbicara dan menulis.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Keterampilan menulis dikatakan sangat penting karena keterampilan menulis salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu dapat mengembang-kan daya pikir dan kreatifitas siswa dalam menulis.
Banyak ragam tulisan yang dapat digunakan sebagai sarana belajar menulis diantaranya menulis karangan, surat resmi maupun tidak resmi, ringkasan, resensi, laporan dan seterusnya. Dari semua ragam tulisan yang dapat digunakan sebagai sarana belajar tadi memiliki banyak kemanfaatan bagi siswa. Menulis karangan juga memiliki banyak manfaat bagi siswa dalam pembelajaran. Khususnya menulis karangan deskripsi yang artinya suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat merasakan apa yang dilukiskan oleh penulis. Banyak cara menuju kesuksesan untuk bisa menulis paragraf deskripsi dengan benar, salah satunya yaitu menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan media objek langsung.
Tanda-tanda rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf deskripsi yaitu siswa saat praktik atau saat diberi tugas menulis cenderung pasif. Selain itu siswa merasa kesulitan untuk menentukan kalimat utama dan kalimat penjelas. Selain siswa yang minatnya rendah, cara guru memberikan tugas tidak menggunakan alat bantu atau media yang dapat memacu siswa agar tertarik dengan tugas yang diberikan oleh guru.
Guru perlu mencari upaya yang dapat membuat siswa tertarik dalam kegiatan menulis dengan baik dan benar. Salah satu cara agar dapat menulis dengan baik dan benar siswa perlu dipacu dengan menggunakan media yang menarik dan dapat menumbuhkan motivasi belajar.
Menurut Hamalik dalam Azhar Arsyad (2009: 2), guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran yang meliputi:
a.       media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifan proses belajar mengajar,
b.      fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan,
c.      seluk beluk proses belajar,
d.     hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan,
e.       nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran,
f.       pemilihan dan penggunaan media pendidikan,
g.      berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan,
h.      media pendidikan dalam setiap mata pelajaran,
i.        usaha inovasi dalam media pendidikan.

Sejauh pengamatan peneliti penggunaan media objek langsung terhadap kegiatan belajar mengajar sangat jarang khususnya pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh karena itu peneliti ingin menerapkan media objek langsung terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi agar para siswa lebih aktif dan lebih mudah menulis paragraf deskripsi.
Usaha untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa sudah banyak dilakukan. Hal itu terbukti dengan banyaknya penelitian yang sudah dilakukan oleh para ahli bahasa maupun mahasiswa dengan topik yang sama yaitu tentang peningkatan keterampilan menulis. Dalam penelitian ini peneliti ingin membuktikan dari penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian tersebut dilakukan oleh Esti (2004) yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Elemen Bertanya Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas IIE SMP Negeri 1 Garung Kabupaten Wonosobo, Anis (2005) yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi dengan Teknik Menulis Terbimbing pada Siswa Kelas IIB SLTP Negeri 3 Kradenan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan, dan Ishmah (2006). yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Eksposisi dengan Menggunakan Media Animasi Berbasis Komputer pada Siswa Kelas X3 SMA Negeri 7 Semarang.
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan tersebut terdapat persamaan, yaitu penelitian yang dilakukan sama mengenai keterampilan menulis. Namun, ada juga perbedaannya yaitu objek kajiannya. Selain itu hasil dari penelitian sebelumnya sangat besar pengaruhnya untuk merubah minat dan keaktifan siswa dalam mengikuti belajar mengajar.
Penelitian ini sebagai tindak lanjut dari penelitian-penelitian yang sudah ada, dengan tujuan untuk memberikan pemikiran lebih lanjut sehingga dapat menambah perkembangan pengetahuan mengenai pembelajaran menulis khususnya menulis paragraf deskripsi dengan media objek langsung. Dengan media objek langsung yang pembelajarannya dilakukan di dalam dan di luar kelas diharapkan siswa tidak merasa jenuh dan dapat menungkan ide serta gagasannya. Selain itu,  kelebihan dalam menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan media objek langsung ini, agar pembaca dapat merasakan dan masuk ke dalam inspirasi penulis. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif peningkatan keterampilan menulis paragraf deskripsi.
Atas dasar uraian di atas dipilihlah judul “ PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA OBJEK LANGSUNG TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X MA KEJURUAN SUNAN KALIJAGA PAKUNCEN PATIANROWO TAHUN PELAJARAN 2010-2011”.

1.2 Identifikasi Masalah
Pengajaran bahasa dan sastra Indonesia ada di setiap lembaga. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia arahnya mengantarkan anak-anak untuk terampil menggunakan bahasa Indonesia dalam segala kegiatan. Keterampilan itu meliputi empat aspek bahasa. Empat aspek yang dimaksud yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini penulis haruslah terampil mamanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur (Tarigan, 1986: 3-4).
Dalam pembelajaran menulis siswa dituntut mampu menguasai berbagai macam bentuk tulisan. Seperti menulis karangan deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi, dan narasi. Setiap materi menulis tersebut mempunyai karakteristik dan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Oleh karena itu banyak siswa merasa kegiatan menulis itu sulit.
Dengan pernyataan di atas banyak orang yang mengatakan bahwa menulis itu sulit. Banyak teknik pembelajaran menulis sebagai alternatif memudahkan semua siswa ketika akan belajar menulis di antaranya menulis buku harian, menulis pengalaman yang sedang dirasakan, menulis berita, menulis surat, menulis dari suatu objek langsung dan lain-lain.
Begitu juga menulis paragraf deskripsi siswa sangat terbatas, hal ini dikarenakan siswa saat praktik menulis cenderung pasif. Untuk itu perlu adanya upaya untuk membina agar menjadi lebih baik. Pembinaan yang dilakukan antara lain memberikan penjelasan tentang paragraf deskripsi dan menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan media objek langsung.
Keterampilan menulis perlu diperhatikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia karena keterampilan menulis merupakan keterampilan yang kompleks. Dalam pembelajaran menulis seorang guru perlu menggunakan suatu media saat praktik menulis.
Dalam pembelajaran dapat memanfaatkan media belajar. Jenis media yang dapat digunakan yaitu alat visual, alat audio, alat audio visual murni, berbagai macam papan dan lain-lain. Guna meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi ada baiknya menggunakan salah satu media tersebut. Sehubungan dengan hal itu, selanjutnya timbul permasalahan yang perlu diteliti, yakni adakah Pengaruh Penggunaan Objek Langsung Terhadap Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Pada Siswa Kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga Pakuncen Patianrowo Tahun Pelajaran 2010-2011”.

1.3 Pembatasan Masalah
Setiap penelitian perlu adanya pembatasan masalah agar penelitian tidak menyimpang dari masalah yang akan dibahas. Adapun masalah dalam penelitian ini dibatasi pada masalah:
1.   Menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga yang pembelajarannya tanpa menggunakan objek langsung.
2.   Menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga yang pembelajarannya menggunakan objek langsung.
3.   Pengaruh penggunaan media objek lagsung terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas X  MA Kejuruan Sunan Kalijaga.

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, setiap penelitian-penelitian diperlukan rumusan masalah agar lebih mudah mengarahkan setiap langkah dan proses penelitian. Adapun masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.   Bagaimana deskripsi keterampilan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga yang pembelajarannya tanpa menggunakan objek langsung?
2.   Bagaimana deskripsi keterampilan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga yang pembelajarannya menggunakan objek langsung?
3.   Adakah pengaruh penggunaan media objek langsung terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga?

1.5 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian pasti mempunyai tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus sehingga pelaksanaan dari penelitian tersebut dapat terarah untuk mendapatkan hasil yang baik. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media objek langsung terhadap keterampilan menulis peragraf deskripsi pada siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga.
Secara khusus penelitian ini bertujuan:
1)      Mendeskripsikan keterampilan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga yang pembelajarannya tanpa menggunakan objek langsung.
2)      Mendeskripsikan keterampilan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga yang pembelajarannya menggunakan objek langsung.
3)      Mengetahui pengaruh penggunaan media objek langsung terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga.

1.6 Manfaat Penelitian.
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain:
a.    Bagi Guru
Dengan media objek langsung guru akan lebih mudah mengetahui kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskripsi.
b.   Bagi Siswa
Dengan media objek langsung siswa lebih semangat dan aktif dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi.
c.    Bagi Peneliti Lain
Dengan media objek langsung dapat mendorong peneliti lain untuk menggali media pembelajaran yang berkesinambungan dengan materi pembelajaran bahasa Indonesia, sehingga dunia pendidikan Indonesia berkembang dengan peningkatan mutu guru.





BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori
2.1.1 Menulis
Menurut Tarigan (1986: 3), menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.
Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berfikir dalam dengan cara tertentu (D’Angelo dalam Tarigan,1986: 22).
Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan. Tetapi kerena tujuan itu sangat beragam, maka bagi penulis yang belum berpengalaman ada baiknya memperhatikan kategori di bawah ini:
1.          memberitahukan/ mengajar
2.          meyakinkan/ mendesak
3.          menghibur/ menyenangkan
4.        mengutarakan/ megekspresikan perasaan dan emosi yang  berapi-api (Tarigan, 1986: 23).
2.1.2 Paragraf
Menurut Soedjito dan Mansur Hasan (1986: 3), paragraf ialah bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran. Jadi suatu paragraf meskipun ada beberapa kalimat, kalimat tersebut mempunyai satu kesatuan pokok pikiran yang membahas tentang satu permasalahan.
Contoh paragraf
Keamanan merupakan salah satu hal paling penting dalam berkendara. Berbagai macam peningkatan teknologi digali dan ditingkatkan demi mendapatkan keamanan sekaligus kenyamanan mengemudi mobil di jalan. Ketika kendaraan berada dipermukaan jalan yang licin, terlapis es, atau jalan bebatuan ada kemungkinan terjadi slip dan tergelincir, sehingga membayangkan keselamatan. Dengan adanya kemajuan teknologi, kemungkinan kecelakaan ini dapat diperkecil.

Didalam paragraf yang baik tentunya mempunyai rangka atau struktur sebuah paragraf yang terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Menurut Amran Tasai (2008: 123), kalimat topik adalah kalimat yang berisi topik yang dibicarakan pengarang. Jadi kalimat topik hanya ada satu kalimat topik, apabila kalimat topik pada paragraf lebih dari satu berarti paragraf itu tidak termasuk paragraf yang baik. Sedangkan kalimat penjelas mempunyai fungsi untuk menjelaskan gagasan utama.
Selain struktur di atas, paragaf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.
a.    Kesatuan paragraf
Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Oleh karena itu, kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satupun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu. Kalau ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu, paragraf menjadi tidak berpautan, dan tidak utuh. Kalimat yang menyimpang itu harus dikeluarkan dari paragraf .
b.   Kepaduan paragraf
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antar kalimat.
Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf yaitu berupa:
1)   Ungkapan penghubung transisi
a)   hubungan tambahan  :  lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, disamping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, lagi pula.
b)   hubungan pertentangan   :  akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, meskipun, lain halnya.
c)   hubungan perbandingan  :  sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan itu.
d)   hubungan akibat              :  oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu, maka, oleh sebab itu.
e)   hubungan tujuan              :  untuk itu, untuk maksud itu.
f)    hubungan singkatan         :  singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan.
g)   hubungan waktu              :  sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian.
h)   hubungan tempat             :  berdekatan dengan itu.
2)   Kata ganti
Ungkapan pengait paragraf dapat juga berupa kata ganti, baik kata ganti orang maupun kata ganti yang lain.
a)   Kata ganti orang
Pemakaian kata ganti ini berguna untuk menghindari penyebutan nama orang berkali-kali. Kata ganti yang dimaksud ialah saya, aku, ku, kita, kamu (kata ganti orang pertama), engkau, kau, kamu, mu, kamu sekalian (kata ganti orang kedua), dia, ia, beliau, mereka dan nya (kata ganti orang ketiga).
b)   Kata ganti yang lain
Kata ganti yang lain digunakan dalam menciptakan kepaduan paragraf ialah itu, ini, tadi, disitu, kesitu, disana, disini dan sebaginya.
3)   Kata Kunci
Di samping itu, ungkapan pengait dapat pula berupa pengulangan berupa kata-kata kunci. Pengulangan kata-kata kunci ini perlu dilakukan dengan hati-hati (tidak terlalu sering) (Amran Tasai,2008: 121).
Menurut Si Kumbang dan Parera dalam Amran Tasai  (2008: 131-133), Pembagian paragraf berdasarkan pemaparannya dapat dibagi dalam 4 macam yaitu deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan naratif.
a)   Deskripsi
Paragraf deskripsi disebut juga paragraf melukiskan (lukisan). Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat didepan mata. Jadi paragraf ini bersifat tata ruang atau tata letak. Pembicaraannya dapat berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Dengan kata lain deskripsi berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap oleh panca indera.
Contoh paragraf deskripsi:
Ketika itu saya berada dalam sebuah ruangan berukuran enam kali delapan meter. Dalam ruangan itu terdapat dua tempat tidur kecil dan satu kamar mandi. Tidak banyak benda dalam ruangan itu, hanya sebuah meja kecil dengan ukurannya yang indah dan dipasangkan dengan kursi yang tertata rapi. Saya ketika itu berada dalam kamar penginapan. Kamar yang berwarna biru muda memberikan rasa sejuk dalam udara pantai yang begitu panas.

b)   Eksposisi
Paragraf eksposisi disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu objek peninjauannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisis kronologis atau keruangan.
Contoh paragraf eksposisi
Sementara itu, Sri Hindaryati dahana mengungkapkan, anggaran pendidikan yang disiapkan Pemprov NAD dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2002 tergolong besar, yaitu sebesar Rp 705,7 miliar atau sekitar 44,9 persen dari total APBD NAD yang mencapai Rp 1,57 triliun. Di pihak lain, ia menyoroti kecilnya anggaran yang disiapkan Pemprov NAD untuk masalah ketenagakerjaan yang hanya 0,1 persen atau sebesar Rp 2,3 militar.

c)   Argumentasi
 Paragraf ini lebih bersifat meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya paragraf ini menggunakan perkembangan analisis.
Contoh paragraf argumentasi
Kalau melihat persiapan yang efektif hanya enam bulan, memang sulit jika atlet Indonesia harus bisa mendulang medali lebih banyak. Vietnam yang berambisi membuat sejarah menjadi juara umum dihadapan masyarakat sendiri, sudah melakukan persiapan hampir dua tahun.pemerintah Vietnam menganggarkan dana mencapai miliaran agar mereka bisa menjadi yang terbaik di Asia Tenggara. Keikutsertaan mereka pada Asia Games 2002 Busan tak lain sebagai ajang pemantauan prestasi Atlet setelah mendapat pembinaan sejak tahun sebelumnya. Oleh karena itu, wajar jika Vietnam sekarang mampu menjadi yang terbaik di ASEAN. Adapun Thailand, persiapan mereka hampir satu tahun. Atlet Thailand yang selama ini dianggap sebagai kekuatan olahraga diASEAN, tak berdaya menghadapi atlet Vietnam.

d)   Naratif
Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi hanya kita temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat.
Contoh paragraf narasi
Setibanya dipuncak tangga, dengan sangat perlahan, ia berjalan ketengah-tengah jembatan lalu menaiki pagar pengamannya. Sesaat perhatiannya tercuri oleh gelak tawa pemuda-pemuda yang sedang nongkrong. Akan tetapi, gelak tawa bukan lagi hal yang menyenangkan baginya. Mati, hanya itu yang kini punya arti.


2.1.3 Paragraf Deskripsi
Kata deskripsi berasal dari kata bahasa Latin describere yang berarti menggambarkan. Dari segi istilah, deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya. Sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium,dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya ( Suparno,2007: 4.6).
Objek yang dapat dideskripsikan ada 2 yaitu deskripsi orang dan deskripsi tempat. Hal itu sesuai dengan pendapat Suparno (2007: 4.14), bahwa deskripsi dipilah atas dua kategori yakni deskripsi orang dan deskripsi tempat.
1.   Deskripsi orang adalah gambaran tentang orang. Yang dideskripsikan dari seseorang yaitu:
a.    Deskripsi keadaan fisik ini bertujuan memberi gambaran yang sejelas-jelasnya tentang keadaan tubuh seorang tokoh. Deskripsi ini banyak bersifat objektif.
b.   Deskripsi keadaan sekitar yaitu penggambaran keadaan yang mengelilingi sang tokoh, misalnya gambaran tentang aktivitas-aktivitas yang dilakukan, pekerjaan atau jabatan.
c.    Deskripsi watak atau tingkah laku.
2.   Deskripsi tempat yaitu mendeskripsikan suatu tempat harus detail dan urut. Bisa dimulai dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, dari luar ke dalam atau sebaliknya.
Untuk mempermudah pendeskripsian berikut ini disajikan langkah-langkah yang dapat diikuti:
1)      merumuskan apa yang dideskripsikan
2)      merumuskan tujuan pendeskripsian
3)      menetapkan bagian yang akan dideskripsikan
4)        memerinci dan menyistematiskan hal-hal yang menunjang  kekuatan bagian yang akan dideskripsikan.



2.1.4 Media Pembelajaran
Azhar Arsyad (2009: 3), mengatakan bahwa kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Menurut Suwarna (2002: 145), media pembelajaran adalah alat yang dipakai sebagai saluran untuk menyampaikan materi pelajaran kepada pembelajaran.
Tujuan utama penggunaan media adalah agar pesan/ informasi yang dikomunikasikan tersebut dapat diserap semaksimal mungkin oleh para siswa sebagai penerima informasi (Soeparno,1988: 5).
Nana Sudjana (2009: 4), mengemukakan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain:
a.       pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
b.       bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik;
c.       metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran;
d.      siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Dalam pembelajaran media harus sesuai dengan materinya. Oleh karena itu guru harus bisa memilih media yang tepat. Nana Sudjana (2009: 4), dalam memilih media menyebutkan kriterianya yaitu:
a.       Ketepatan dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
b.       Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.
c.       Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.
d.      Keterampilan guru dalam menggunakannya; apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajarannya.
e.       Tersedia waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
f.        Sesuai dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung didalamnya dapat dipahami oleh para siswa.
Menurut A.H Sulaiman dalam Subana (2009: 297), jenis media ada 5 yaitu:
1.       Alat visual yaitu alat yang dapat memperlihatkan rupa atau bentuk. Terdiri atas;
a.       Alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan;
1)      gambar
2)      lembaran balik
3)      wayang beber
4)      grafik, diagram
5)      peta
6)      poster
7)      gambar hasil cetak
b.       Alat visual dua dimensi pada bidang transparan
1)      slide
2)      OHP dengan lembar transparan
c.       Alat visual tiga dimensi bisa disebut juga benda nyata (objek langsung) yaitu alat atau benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tinggi;
1)      benda asli
2)      model
3)      barang contoh
4)      pameran
2.       Alat audio yaitu alat yang dapat menghasilkan bunyi/ suara;
a.       kaset
b.       radio
3.       Alat audio visual yaitu alat yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam satu unit;
a.       film bersuara
b.       televisi
4.       Berbagai macam papan;
a.       papan tulis
b.       papan flanel
c.       papan magnet
5.       Demonstrasi dan widyawisata
a.       demonstrasi
b.       widyawisata
2.1.5 Media Objek Langsung
   Media objek langsung merupakan media yang berjenis alat visual tiga dimensi bisa disebut juga benda nyata. Alat visual tiga dimensi yaitu alat atau benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tinggi. Contoh media objek langsung yaitu benda asli, model, barang contoh atau pameran misalnya vas bunga, mobil, almari dan lain-lain. Media objek langsung mudah digunakan dan sederhana untuk dugunakan dalam belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
                   Pembelajaran Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Dengan Menggunakan Media Objek Langsung
Kemampuan menulis memberikan makna yang penting untuk berkomunikasi secara tidak langsung dalam kehidupan. Memiliki kemampuan menulis tidaklah semudah yang dibayangkan oleh banyak orang. Semakin banyak kita berlatih menulis, maka akan semakin menguasai keterampilan tersebut. Tidak ada orang yang dapat langsung terampil menulis tanpa melalui suatu proses latihan.
Tujuan pembelajaran menulis paragraf deskripsi agar siswa dapat menulis paragraf deskripsi melalui pengamatan secara langsung, dengan begitu siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan, ide, mengembangkan daya pikir dan kretifitas siswa dalam menulis.
Pengguanaan media objek langsung akan menuntut siswa berpikir aktif menuangkan apa yang ia pikirkan dan ia rasakan. Media objek langsung juga dapat membantu siswa untuk mengalirkan secara bebas apapun yang telah tersimpan di dalam pikiran dan perasaan siswa.
Menurut Djamarah (2006: 136), ada enam langkah yang bisa ditempuh guru pada waktu ia mengajar dengan mempergunakan media.
 Langkah-langkah itu adalah:
    1. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media
    2. Persiapan media. Pada fase ini guru memilih dan menetapkan media mana yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan. Dalam hal ini prinsip pemilihan dan dasar pertimbangannya patut diperhatikan.
    3. Penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. Pada fase ini penyajian bahan pelajaran dengan memanfaatkan media pengajaran.
    4. Kegiatan belajar siswa. Pada fase ini siswa belajar dengan memanfaatkan media pengajaran. Pemanfaatan media disini bisa siswa sendiri yang mempraktikannya ataupun guru langsung memanfaatkannya, baik dikelas maupun di luar kelas.
    5. Evaluasi pengajaran. Pada fase ini kegiatan belajar dievaluasi, sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, yang sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa.
Sedangkan langkah penerapan penggunaan media objek langsung dalam KBM di kelas adalah sebagai berikut:
1)      Pendahuluan
a)       Menyapa siswa dan memeriksa kehadiran siswa
b)      Menyampaikan tujuan pembelajaran
c)       Menyampaikan manfaat materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari
d)      Menyampaikan materi dan contoh-contoh dengan menggunakan objek langsung.
2)      Kegiatan Inti
a)       Guru membagi kelompok berdasarkan objek yang akan diamati oleh siswa.
b)      Guru menyuruh siswa untuk menulis paragraf deskripsi dengan objek   yang sudah ditentukan dan dikerjakan secara individu.
c)       Guru memberi penguatan.
3)      Penutup
a)       Menyuruh siswa melakukan refleksi
b)      Pemberian semangat atau pesan pada siswa.
Pembelajaran menulis paragraf deskripsi ini dirancang dengan tepat agar siswa senang, tertarik, dan menantang. Guru menetukan objek yang akan ditulis ke dalam paragraf deskripsi pada setiap kelompok, tetapi dikerjakan secara individu agar siswa bebas dalam berekspresi dan menuangkan ide dalam bentuk tertulis.
Berdasarkan uraian diatas nampak jelas bahwa jika konsep tersebut dapat diterapkan sesuai dengan prinsip-prinsip di atas akan sangat terasa dampaknya terhadap proses belajar dan tentu juga diharapkan akan berdampak baik terhadap pembelajaran hasil pembelajaran siswa.




2.2 Hipotesis dan Norma Hipotesis
2.2.1 Hipotesis
1.   Ho(Nihil) : tidak ada pengaruh pengaruh penggunaan media objek langsung terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga tahun pelajaran 2009-2010.
2.   Hi (Kerja) : ada pengaruh penggunaan media objek langsung terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga tahun pelajaran 2010-2011.

2.2.2 Norma Hipotesis
1.   Siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga tahun pelajaran 2010-2011 dikatakan terampil menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan media objek langsung jika 75% mendapatkan nilai di atas 70.
2.   Siswa MA Kejuruan Sunan Kalijaga tahun pelajaran 2010-2011 dikatakan terampil menulis paragraf deskripsi tanpa menggunakan media objek langsung jika 75% mendapatkan nilai di atas 70.
3.   a.    Jika t hitung < t tabel pada taraf signifikan 5% maka tidak dikatakan signifikan akibat Ho diterima artinya tidak ada pengaruh penggunaan media objek langsung terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga tahun pembelajaran 2010-2011.
      b.   Jika t hitung t tabel pada taraf signifikan 5% maka dikatakan signifikan akibat Ho ditolak dan secara otomatis hipotesis kerja Ha diterima. Artinya ada pengaruh penggunaan media objek langsung terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga tahun pelajaran 2010-2011.



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metodologi adalah suatu proses untuk mendapatkan suatu data yang akan di jadikan bahan penelitian.
Menurut Arikunto (2006: 12), jenis-jenis penelitian ada 2 yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka dalam pengumpulan data dan dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnya, sedangkan penelitian kualitatif tidak menggunakan angka. Namun demikian tidak berarti bahwa dalam penelitian kualitatif ini penelitian sama sekali tidak di perbolehkan menggunakan angka. Dalam hal tertentu, misalnya menyebutkan jumlah anggota keluarga, banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk belanja sehari-hari ketika menggambarkan kondisi sebuah keluarga, tentu saja bisa. Yang tidak tepat adalah apabila dalam mengumpulkan data dan penafsirannya peneliti menggunakan rumus-rumus statistik.
Penelitian ini  menggunakan metode penelitian kuantitatif karena dalam mengumpulkan data dan memberikan penafsiran terhadap hasilnya menggunakan angka dan menggunakan rumus-rumus statistik.

3.1 Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek yang menjadi sasaran dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2007: 2), Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh penelitian untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Variabel dapat diartikan sebagai hal-hal yang dijadikan sebagai pusat pengamatan dalam penelitian, selain itu variabel penelitian merupakan faktor yang berperan dalam suatu penelitian.
Keberadaan variabel memegang peranan yang penting karena tanpa adanya variabel penelitian, suatu penelitian tidak dapat dilakukan. Penelitian yang berjudul pengaruh Penggunaan Media Objek Langsung Terhadap Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa Kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga Pakuncen Patianrowo Tahun Pelajaran 2010-2011 terdapat dua variabel:(1) variabel bebas yaitu penggunaan media objek langsung dan (2) variabel terikat yaitu keterampilan menulis paragraf deskripsi.

3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sejumlah subjek yang dijadikan sumber dalam pengambilan data. Ada kecenderungan istilah subjek penelitian digunakan dalam penelitian karena jumlahnya tidak begitu besar. Penentuan subjek penelitian merupakan langkah awal dalam melaksanakan suatu penelitian, sebab suatu penelitian tidak akan ada tanpa subjek penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 145), “Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Jika kita bicara tentang penelitian, sebetulnya kita berbicara tentang unit analisis, yaitu subjek yang menjadi pusat perhatian”.
Berdasarkan pendapat tersebut berarti suatu penelitian pasti ada subjek yang diteliti. Subjek dalam penelitian ini siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga Pakuncen Patianrowo tahun pelajaran 2010-2011 yang berjumlah 70 siswa, dengan rincian 35 siswa dari kelas XA dan 35 siswa dari kelas XB.
Siswa kelas XA menggunakan media objek langsung untuk pembelajaran menulis paragraf deskripsi sebagai kelas eksperimen dan kelas XB tidak menggunakan media objek langsung untuk pembelajaran menulis paragraf deskripsi sebagai kelas kontrol.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian yang berjudul pengaruh penggunaan media objek langsung terhadap pembelajaran menulis paragraf deskripsi siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga Pakuncen Patianrowo Tahun Pembelajaran 2010-2011 dilaksanakan di MA Kejuruan Sunan Kalijaga Pakuncen Patianrowo. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei sampai dengan bulan Agustus 2010. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:



Tabel I. Tempat dan Waktu Penelitian
No
Jenis Kegiatan
Oktober
November
Desember
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Pengajuan masalah
ü











2
Pengajuan judul
ü











3
Penyusunan Bab I


ü

ü







4
Penyusunan Bab II












5
Penyusunan Bab III







ü




6
Daftar Pustaka








ü



7
Daftar Isi









ü




3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk menggali data. Ada beberapa teknik pengumpulan dta yang dapat digunakan untuk menggali data yaitu: (1) observasi, (2) interview, (3) tes, dan (4) angket (Suharsimi 2006: 222).
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik tes. Menurut Amirul Hadi (2005: 139), tes adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Sesuai dengan masalah penelitian, tes yang digunakan berbentuk tes tulis yaitu teknik yang berbentuk tes kemampuan menulis paragraf deskripsi yang harus dikerjakan siswa dan harus sesuai dengan media objek langsung kemudian hasil menulis siswa dikoreksi sehingga menghasilkan nilai yang dijadikan calon data.
Berkaitan dengan uraian di atas, langkah-langkah yang akan dilakukan untuk memperoleh datadalam penlitian adalah :
1.       Menyiapkan materi tentang menulis paragraf deskripsi di kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu kelas XA dan XB.
2.       Menyiapkan contoh teks paragraf deskripsi.
3.       Memberikan materi di kelas Eksperimen dengan menggunakan media objek langsung. Kemudian siswa menulis paragraf deskripsi sesuai dengan objek yang sudah dipilih.
4.        Memberikan materi di kelas kontrol dengan menggunakan media yang tidak diamati langsung. Kemudian siswa menulis paragraf deskripsi.
5.       Mengoreksi hasil menulis siswa.
6.       Mencatat hasil tes yang diperoleh dari kegiatan menulis siswa.
Penilaian yang dilakuakan oleh peneliti meliputi beberapa aspek, yaitu:
1.       Kesesuaian judul dengan isi paragraf.
2.       Diksi (pemilihan kata).
3.       Kesatuan dan kepaduan paragraf .
4.       Menunjukkan objek yang ditulis.
5.       Memusatkan uraian pada objek yang ditulis.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data atau untuk memperoleh data. Instrumen yang akan diberikan kepada subjek penelitian berupa tes tulis yaitu dengan cara memberikan penilaian hasil menulis paragraf deskripsi siswa.
No.
Aspek
Skor
1
Kesesuaian tema dengan isi paragraf
15
2
Diksi(pemilihan kata)
20
3
Kesatuan dan kepaduan paragraf
20
4
Menggunakan kalimat yang tepat
20
5
Menunjukkan objek yang ditulis
25
Jumlah
100
           
3.6 Teknik Analisis Data
Menganalisis data adalah mengolah data yang telah diperoleh kemudian ditarik suatu kesimpulan. Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 88), teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik inferensial. Teknik analisis data ini digunakan untuk menganalisis data inferensial             (deskriptif). Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa angka atau bilangan, sehingga digunakan teknik statistik inferensial uji-t atau t test.

Langkah-langkah dalam uji t sebagai berikut :
1.      Mencari skor rata-rata kelompok x (kelas eksperimen) dengan rumus
            Mx = Fx : N
2.      Mencari skor rata-rata kelompok y (kelas kontrol) dengan rumus
My = Fy : N
3.      Mencari standart deviasi kelompok x dengan rumus :
Sdx =
4.      Mencari standart deviasi kelompok y dengan rumus :
Sdy =
5.      Mencari kesalahan atau standart kesalahan mean kelompok x dengan rumus
SDmx =
6.      Mencari kesalahan atau standart kesalahan mean kelompok y dengan rumus
SDmy =
7.      Mencari standart beda kesalahan mean ( SDbm ) dengan rumus
 SDbm  =
8.      Mencari nilai t dengan rumus
t =
       9.   Mencari derajat kebebasan :
                         d.b = ( N-1) + ( N-1)
Sutrisno Hadi (2000 : 91)
3.7 Penafsiran Data
1. Siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga tahun pelajaran 2010-2011 dikatakan terampil menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan media objek langsung mendapatkan nilai diatas 70 hal ini berdasarkan penafsiran penelitian siswa yang berjumlah 35 siswa, yang mendapat nilai diatas 70 sebanyak 27 siswa. Dengan demikian hipotesis diterima karena siswa mampu mendapatkan nilai rata-rata 76,71.
2. Perhitungan dengan menggunakan teknik analisis statistik uji t, tercatat t hitung t tabel dengan taraf signifikasi 5% yaitu 5,67 2,000. Dengan demikian sangat signifikan akibat Ho ditolak dan Ha diterima. Karena Ho ditolak atau Ha diterima, dapat disimpulkan: Ada pengaruh penggunaan media objek langsung terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga tahun pelajaran 2010-2011. dengan demikian media objek langsung sangat berpengaruh besar terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi.





DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. 2008. Cermat Bebahasa Indonesia. Jakarta: Akademik Presindo.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hadi, Amirul dan Haryono. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Hadi, Sutrisno. 2000. Statistik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Pringgawidagda, Suwarna. 2002. Strategi Penguasaan Berbahasa. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Soedjito dan Mansur Hasan. 1986. Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung: Remadja Karya.

Soeparno.1988. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: PT Intan Pariwara.

Subana dan Sunarti. 2009. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

Sudjana, Nana dan Ahad Rivai. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Suparno dan Mohamad Yunus. 2007. Keterampilan Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Syafi’ie, Imam. 1990. Bahasa Indonesia Profesi. Malang: IKIP Malang.

Tarigan, Henry Guntur.1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.