BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam komunikasi dengan bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Oleh karena itu pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia
mengarahkan siswa agar terampil berkomunikasi baik lisan maupun tulisan.
Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga
untuk meningkatkan kemampuan berfikir, mengungkap gagasan, perasaan, pendapat,
menyampaikan informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan memperluas wawasan
dilingkungan sekitar.
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia
terbagi atas beberapa pokok bahasan, antara lain: mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut sebaiknya mendapatkan porsi yang
seimbang dalam pengajaran berbahasa. Dalam pengajarannya antara aspek satu dengan yang lainnya tidak dipisahkan,
melainkan harus terpadu karena saling berkaitan. Keempat aspek tersebut dibagi
menjadi dua pembelajaran yaitu pembelajaran reseptif dan produktif.
Pembelajaran reseptif mencakup pembelajaran keterampilan menyimak dan membaca,
sedangkan pembelajaran produktif mencakup pembelajaran keterampilan berbicara
dan menulis.
Keterampilan
menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya
penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat penting dalam kehidupan
masyarakat. Keterampilan menulis dikatakan sangat penting karena keterampilan
menulis salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa.
Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau
pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu dapat mengembang-kan
daya pikir dan kreatifitas siswa dalam menulis.
Banyak
ragam tulisan yang dapat digunakan sebagai sarana belajar menulis diantaranya
menulis karangan, surat resmi maupun tidak resmi, ringkasan, resensi, laporan
dan seterusnya. Dari semua ragam tulisan yang dapat digunakan sebagai sarana
belajar tadi memiliki banyak kemanfaatan bagi siswa. Menulis karangan juga
memiliki banyak manfaat bagi siswa dalam pembelajaran. Khususnya menulis
karangan deskripsi yang artinya suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu
sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat merasakan apa yang
dilukiskan oleh penulis. Banyak cara menuju kesuksesan untuk bisa menulis
paragraf deskripsi dengan benar, salah satunya yaitu menulis paragraf deskripsi
dengan menggunakan media objek langsung.
Tanda-tanda
rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf deskripsi yaitu
siswa saat praktik atau saat diberi tugas menulis cenderung pasif. Selain itu siswa merasa kesulitan untuk
menentukan kalimat utama dan kalimat penjelas. Selain siswa yang minatnya
rendah, cara guru memberikan tugas tidak menggunakan alat bantu atau media yang
dapat memacu siswa agar tertarik dengan tugas yang diberikan oleh guru.
Guru perlu
mencari upaya yang dapat membuat siswa tertarik dalam kegiatan menulis dengan
baik dan benar. Salah satu cara agar dapat menulis dengan baik dan benar siswa
perlu dipacu dengan menggunakan media yang menarik dan dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
Menurut Hamalik dalam Azhar
Arsyad (2009: 2), guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pembelajaran yang meliputi:
a. media sebagai alat komunikasi guna lebih
mengefektifan proses belajar mengajar,
b. fungsi media dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan,
c.
seluk beluk proses belajar,
d. hubungan antara metode mengajar dan media
pendidikan,
e.
nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran,
f.
pemilihan dan penggunaan media pendidikan,
g. berbagai jenis alat dan teknik media
pendidikan,
h.
media pendidikan dalam setiap mata pelajaran,
i.
usaha
inovasi dalam media pendidikan.
Sejauh pengamatan peneliti penggunaan media objek langsung terhadap
kegiatan belajar mengajar sangat jarang khususnya pada mata pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia. Oleh karena itu peneliti ingin menerapkan media objek
langsung terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi agar para siswa lebih
aktif dan lebih mudah menulis paragraf deskripsi.
Usaha untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa sudah banyak dilakukan.
Hal itu terbukti dengan banyaknya penelitian yang sudah dilakukan oleh para
ahli bahasa maupun mahasiswa dengan topik yang sama yaitu tentang peningkatan
keterampilan menulis. Dalam penelitian ini peneliti ingin membuktikan dari
penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian tersebut dilakukan oleh Esti (2004) yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Elemen
Bertanya Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas IIE SMP Negeri 1 Garung Kabupaten
Wonosobo, Anis (2005) yang berjudul Peningkatan Keterampilan
Menulis Deskripsi dengan Teknik Menulis Terbimbing pada Siswa Kelas IIB SLTP
Negeri 3 Kradenan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan, dan Ishmah (2006). yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Eksposisi dengan Menggunakan
Media Animasi Berbasis Komputer pada Siswa Kelas X3 SMA Negeri 7 Semarang.
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan tersebut terdapat persamaan,
yaitu penelitian yang dilakukan sama mengenai keterampilan menulis. Namun, ada
juga perbedaannya yaitu objek kajiannya. Selain itu hasil dari penelitian
sebelumnya sangat besar pengaruhnya untuk merubah minat dan keaktifan siswa
dalam mengikuti belajar mengajar.
Penelitian ini sebagai tindak lanjut dari penelitian-penelitian yang
sudah ada, dengan tujuan untuk memberikan pemikiran lebih lanjut sehingga dapat
menambah perkembangan pengetahuan mengenai pembelajaran menulis khususnya
menulis paragraf deskripsi dengan media objek langsung. Dengan media objek
langsung yang pembelajarannya dilakukan di dalam dan di luar kelas diharapkan
siswa tidak merasa jenuh dan dapat menungkan ide serta gagasannya. Selain
itu, kelebihan dalam menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan media
objek langsung ini, agar pembaca dapat merasakan dan masuk ke dalam inspirasi
penulis. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif peningkatan
keterampilan menulis paragraf deskripsi.
Atas dasar
uraian di atas dipilihlah judul “ PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA OBJEK LANGSUNG
TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X MA KEJURUAN
SUNAN KALIJAGA PAKUNCEN PATIANROWO TAHUN PELAJARAN 2010-2011”.
1.2 Identifikasi Masalah
Pengajaran
bahasa dan sastra Indonesia ada di setiap lembaga. Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia arahnya mengantarkan anak-anak untuk terampil menggunakan bahasa Indonesia
dalam segala kegiatan. Keterampilan itu meliputi empat aspek bahasa. Empat
aspek yang dimaksud yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan
menulis.
Menulis
merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis
merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis
ini penulis haruslah terampil mamanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa
kata. Keterampilan menulis
ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan
praktik yang banyak dan teratur (Tarigan, 1986: 3-4).
Dalam
pembelajaran menulis siswa dituntut mampu menguasai berbagai macam bentuk
tulisan. Seperti menulis karangan deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi,
dan narasi. Setiap materi menulis tersebut mempunyai karakteristik dan tingkat
kesulitan yang berbeda-beda. Oleh karena itu banyak siswa merasa kegiatan
menulis itu sulit.
Dengan
pernyataan di atas banyak orang yang mengatakan bahwa menulis itu sulit. Banyak
teknik pembelajaran menulis sebagai alternatif memudahkan semua siswa ketika
akan belajar menulis di antaranya menulis buku harian, menulis pengalaman yang
sedang dirasakan, menulis berita, menulis surat, menulis dari suatu objek
langsung dan lain-lain.
Begitu
juga menulis paragraf deskripsi siswa sangat terbatas, hal ini dikarenakan
siswa saat praktik menulis cenderung pasif. Untuk itu perlu adanya upaya untuk
membina agar menjadi lebih baik. Pembinaan yang dilakukan antara lain
memberikan penjelasan tentang paragraf deskripsi dan menulis paragraf deskripsi
dengan menggunakan media objek langsung.
Keterampilan
menulis perlu diperhatikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia karena
keterampilan menulis merupakan keterampilan yang kompleks. Dalam pembelajaran
menulis seorang guru perlu menggunakan suatu media saat praktik menulis.
Dalam
pembelajaran dapat memanfaatkan media belajar. Jenis media yang dapat digunakan
yaitu alat visual, alat audio, alat audio visual murni, berbagai macam papan
dan lain-lain. Guna meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran menulis
paragraf deskripsi ada baiknya menggunakan salah satu media tersebut. Sehubungan
dengan hal itu, selanjutnya timbul permasalahan yang perlu diteliti, yakni
adakah Pengaruh Penggunaan Objek Langsung Terhadap Keterampilan Menulis
Paragraf Deskripsi Pada Siswa Kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga Pakuncen
Patianrowo Tahun Pelajaran 2010-2011”.
1.3 Pembatasan Masalah
Setiap penelitian perlu adanya pembatasan masalah
agar penelitian tidak menyimpang dari masalah yang akan dibahas. Adapun masalah
dalam penelitian ini dibatasi pada masalah:
1. Menulis
paragraf deskripsi pada siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga yang
pembelajarannya tanpa menggunakan objek langsung.
2. Menulis
paragraf deskripsi pada siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga yang
pembelajarannya menggunakan objek langsung.
3. Pengaruh
penggunaan media objek lagsung terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi
pada siswa kelas X MA Kejuruan Sunan
Kalijaga.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, setiap
penelitian-penelitian diperlukan rumusan masalah agar lebih mudah mengarahkan
setiap langkah dan proses penelitian. Adapun masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana
deskripsi keterampilan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas X MA Kejuruan
Sunan Kalijaga yang pembelajarannya tanpa menggunakan objek langsung?
2. Bagaimana
deskripsi keterampilan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas X MA
Kejuruan Sunan Kalijaga yang pembelajarannya menggunakan objek langsung?
3. Adakah
pengaruh penggunaan media objek langsung terhadap keterampilan menulis paragraf
deskripsi pada siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga?
1.5 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian pasti mempunyai tujuan yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus sehingga pelaksanaan dari penelitian tersebut dapat
terarah untuk mendapatkan hasil yang baik. Secara umum penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh penggunaan media objek langsung terhadap keterampilan
menulis peragraf deskripsi pada siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga.
Secara
khusus penelitian ini bertujuan:
1) Mendeskripsikan keterampilan menulis
paragraf deskripsi pada siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga yang
pembelajarannya tanpa menggunakan objek langsung.
2) Mendeskripsikan keterampilan menulis
paragraf deskripsi pada siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga yang
pembelajarannya menggunakan objek langsung.
3) Mengetahui pengaruh penggunaan media objek
langsung terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas X MA
Kejuruan Sunan Kalijaga.
1.6 Manfaat Penelitian.
Hasil
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain:
a. Bagi Guru
Dengan media objek langsung guru akan lebih mudah
mengetahui kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskripsi.
b. Bagi Siswa
Dengan media objek langsung siswa lebih semangat dan
aktif dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi.
c. Bagi
Peneliti Lain
Dengan media objek langsung dapat mendorong peneliti
lain untuk menggali media pembelajaran yang berkesinambungan dengan materi
pembelajaran bahasa Indonesia,
sehingga dunia pendidikan Indonesia
berkembang dengan peningkatan mutu guru.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Menulis
Menurut
Tarigan (1986: 3), menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan
ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan
grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak datang
secara otomatis melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan
teratur.
Pada
prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak
langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar
berfikir dalam dengan cara tertentu (D’Angelo dalam Tarigan,1986: 22).
Setiap
jenis tulisan mengandung beberapa tujuan. Tetapi kerena tujuan itu sangat
beragam, maka bagi penulis yang belum berpengalaman ada baiknya memperhatikan
kategori di bawah ini:
1.
memberitahukan/ mengajar
2.
meyakinkan/ mendesak
3.
menghibur/ menyenangkan
4.
mengutarakan/
megekspresikan perasaan dan emosi yang
berapi-api (Tarigan, 1986: 23).
2.1.2 Paragraf
Menurut Soedjito dan Mansur Hasan (1986: 3), paragraf
ialah bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan
secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran. Jadi suatu paragraf
meskipun ada beberapa kalimat, kalimat tersebut mempunyai satu kesatuan pokok
pikiran yang membahas tentang satu permasalahan.
Contoh paragraf
Keamanan merupakan salah
satu hal paling penting dalam berkendara. Berbagai macam peningkatan teknologi
digali dan ditingkatkan demi mendapatkan keamanan sekaligus kenyamanan
mengemudi mobil di jalan. Ketika kendaraan berada dipermukaan jalan yang licin,
terlapis es, atau jalan bebatuan ada kemungkinan terjadi slip dan tergelincir,
sehingga membayangkan keselamatan. Dengan adanya kemajuan teknologi,
kemungkinan kecelakaan ini dapat diperkecil.
Didalam
paragraf yang baik tentunya mempunyai rangka atau struktur sebuah paragraf yang
terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Menurut Amran
Tasai (2008: 123), kalimat topik adalah kalimat yang berisi topik yang
dibicarakan pengarang. Jadi kalimat topik hanya ada satu kalimat topik, apabila
kalimat topik pada paragraf lebih dari satu berarti paragraf itu tidak termasuk
paragraf yang baik. Sedangkan kalimat penjelas mempunyai fungsi untuk
menjelaskan gagasan utama.
Selain
struktur di atas, paragaf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu
kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.
a. Kesatuan
paragraf
Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok
pikiran. Oleh karena itu, kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara
cermat agar tidak ada satupun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf
itu. Kalau ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu,
paragraf menjadi tidak berpautan, dan tidak utuh. Kalimat yang menyimpang itu harus
dikeluarkan dari paragraf .
b. Kepaduan
paragraf
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan
kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antar
kalimat.
Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf
yaitu berupa:
1) Ungkapan
penghubung transisi
a) hubungan tambahan : lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula,
disamping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, lagi pula.
b) hubungan pertentangan : akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun
demikian, sebaliknya, meskipun, lain halnya.
c) hubungan
perbandingan : sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan itu.
d) hubungan
akibat : oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena
itu, maka, oleh sebab itu.
e) hubungan
tujuan : untuk itu, untuk maksud itu.
f) hubungan
singkatan : singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain,
sebagai simpulan.
g) hubungan
waktu : sementara itu, segera setelah itu, beberapa
saat kemudian.
h) hubungan
tempat : berdekatan dengan itu.
2) Kata ganti
Ungkapan
pengait paragraf dapat juga berupa kata ganti, baik kata ganti orang maupun
kata ganti yang lain.
a) Kata ganti orang
Pemakaian
kata ganti ini berguna untuk menghindari penyebutan nama orang berkali-kali.
Kata ganti yang dimaksud ialah saya, aku, ku, kita, kamu (kata ganti orang
pertama), engkau, kau, kamu, mu, kamu
sekalian (kata ganti orang kedua), dia,
ia, beliau, mereka dan nya (kata ganti orang ketiga).
b) Kata ganti yang lain
Kata ganti yang lain digunakan dalam menciptakan
kepaduan paragraf ialah itu, ini, tadi,
disitu, kesitu, disana, disini dan sebaginya.
3) Kata Kunci
Di samping
itu, ungkapan pengait dapat pula berupa pengulangan berupa kata-kata kunci.
Pengulangan kata-kata kunci ini perlu dilakukan dengan hati-hati (tidak terlalu
sering) (Amran Tasai,2008: 121).
Menurut Si
Kumbang dan Parera dalam Amran Tasai
(2008: 131-133), Pembagian paragraf berdasarkan pemaparannya dapat
dibagi dalam 4 macam yaitu deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan naratif.
a) Deskripsi
Paragraf
deskripsi disebut juga paragraf melukiskan (lukisan). Paragraf ini melukiskan
apa yang terlihat didepan mata. Jadi paragraf ini bersifat tata ruang atau tata
letak. Pembicaraannya dapat berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri ke
kanan. Dengan kata lain deskripsi berurusan dengan hal-hal kecil yang
tertangkap oleh panca indera.
Contoh paragraf deskripsi:
Ketika itu saya berada
dalam sebuah ruangan berukuran enam kali delapan meter. Dalam ruangan itu
terdapat dua tempat tidur kecil dan satu kamar mandi. Tidak banyak benda dalam
ruangan itu, hanya sebuah meja kecil dengan ukurannya yang indah dan
dipasangkan dengan kursi yang tertata rapi. Saya ketika itu berada dalam kamar
penginapan. Kamar yang berwarna biru muda memberikan rasa sejuk dalam udara
pantai yang begitu panas.
b) Eksposisi
Paragraf
eksposisi disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu objek
peninjauannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisis kronologis atau
keruangan.
Contoh paragraf eksposisi
Sementara itu, Sri Hindaryati dahana mengungkapkan, anggaran
pendidikan yang disiapkan Pemprov NAD dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) tahun 2002 tergolong besar, yaitu sebesar Rp 705,7 miliar atau
sekitar 44,9 persen dari total APBD NAD yang mencapai Rp 1,57 triliun. Di pihak
lain, ia menyoroti kecilnya anggaran yang disiapkan Pemprov NAD untuk masalah
ketenagakerjaan yang hanya 0,1 persen atau sebesar Rp 2,3 militar.
c) Argumentasi
Paragraf ini
lebih bersifat meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya
paragraf ini menggunakan perkembangan analisis.
Contoh paragraf argumentasi
Kalau melihat persiapan yang efektif hanya enam bulan, memang sulit
jika atlet Indonesia
harus bisa mendulang medali lebih banyak. Vietnam
yang berambisi membuat sejarah menjadi juara umum dihadapan masyarakat sendiri,
sudah melakukan persiapan hampir dua tahun.pemerintah Vietnam menganggarkan dana mencapai
miliaran agar mereka bisa menjadi yang terbaik di Asia Tenggara. Keikutsertaan
mereka pada Asia Games 2002 Busan tak lain sebagai ajang pemantauan prestasi
Atlet setelah mendapat pembinaan sejak tahun sebelumnya. Oleh karena itu, wajar
jika Vietnam
sekarang mampu menjadi yang terbaik di ASEAN. Adapun Thailand, persiapan mereka hampir
satu tahun. Atlet Thailand
yang selama ini dianggap sebagai kekuatan olahraga diASEAN, tak berdaya
menghadapi atlet Vietnam.
d) Naratif
Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan
cerita. Oleh sebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi hanya kita temukan dalam novel, cerpen, atau
hikayat.
Contoh paragraf narasi
Setibanya dipuncak tangga, dengan sangat perlahan, ia berjalan
ketengah-tengah jembatan lalu menaiki pagar pengamannya. Sesaat perhatiannya
tercuri oleh gelak tawa pemuda-pemuda yang sedang nongkrong. Akan tetapi, gelak
tawa bukan lagi hal yang menyenangkan baginya. Mati, hanya itu yang kini punya
arti.
2.1.3 Paragraf Deskripsi
Kata
deskripsi berasal dari kata bahasa Latin describere
yang berarti menggambarkan. Dari segi istilah, deskripsi adalah suatu bentuk
karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya. Sehingga
pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium,dan merasakan) apa yang
dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya ( Suparno,2007: 4.6).
Objek yang
dapat dideskripsikan ada 2 yaitu deskripsi orang dan deskripsi tempat. Hal itu
sesuai dengan pendapat Suparno (2007: 4.14), bahwa deskripsi dipilah atas dua
kategori yakni deskripsi orang dan deskripsi tempat.
1. Deskripsi orang adalah gambaran tentang
orang. Yang dideskripsikan dari seseorang yaitu:
a. Deskripsi keadaan fisik ini bertujuan
memberi gambaran yang sejelas-jelasnya tentang keadaan tubuh seorang tokoh.
Deskripsi ini banyak bersifat objektif.
b. Deskripsi keadaan sekitar yaitu penggambaran
keadaan yang mengelilingi sang tokoh, misalnya gambaran tentang
aktivitas-aktivitas yang dilakukan, pekerjaan atau jabatan.
c. Deskripsi watak atau tingkah laku.
2. Deskripsi tempat yaitu mendeskripsikan suatu
tempat harus detail dan urut. Bisa dimulai dari kiri ke kanan, dari atas ke
bawah, dari luar ke dalam atau sebaliknya.
Untuk
mempermudah pendeskripsian berikut ini disajikan langkah-langkah yang dapat
diikuti:
1)
merumuskan apa yang dideskripsikan
2)
merumuskan tujuan pendeskripsian
3)
menetapkan bagian yang akan dideskripsikan
4) memerinci
dan menyistematiskan hal-hal yang menunjang
kekuatan bagian yang akan dideskripsikan.
2.1.4 Media Pembelajaran
Azhar
Arsyad (2009: 3), mengatakan bahwa kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
“tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Menurut Suwarna (2002: 145), media
pembelajaran adalah alat yang dipakai sebagai saluran untuk menyampaikan materi
pelajaran kepada pembelajaran.
Tujuan
utama penggunaan media adalah agar pesan/ informasi yang dikomunikasikan
tersebut dapat diserap semaksimal mungkin oleh para siswa sebagai penerima
informasi (Soeparno,1988: 5).
Nana Sudjana (2009: 4), mengemukakan manfaat media
pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain:
a.
pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar;
b.
bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga
dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran lebih baik;
c.
metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak
semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar
untuk setiap jam pelajaran;
d.
siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab
tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Dalam
pembelajaran media harus sesuai dengan materinya. Oleh karena itu guru harus
bisa memilih media yang tepat. Nana Sudjana (2009: 4), dalam memilih
media menyebutkan kriterianya yaitu:
a.
Ketepatan dengan tujuan pengajaran; artinya media
pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah
ditetapkan.
b.
Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; artinya bahan
pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat
memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.
c.
Kemudahan memperoleh media; artinya media yang
diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu
mengajar.
d.
Keterampilan guru dalam menggunakannya; apapun jenis
media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam
proses pengajarannya.
e.
Tersedia waktu untuk menggunakannya; sehingga media
tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
f.
Sesuai dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk
pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga
makna yang terkandung didalamnya dapat dipahami oleh para siswa.
Menurut A.H Sulaiman dalam Subana (2009: 297), jenis
media ada 5 yaitu:
1.
Alat visual yaitu alat yang dapat memperlihatkan rupa
atau bentuk. Terdiri atas;
a. Alat visual dua dimensi pada bidang yang
tidak transparan;
1)
gambar
2)
lembaran balik
3)
wayang beber
4)
grafik, diagram
5)
peta
6)
poster
7)
gambar hasil cetak
b.
Alat visual dua dimensi pada bidang transparan
1)
slide
2)
OHP dengan lembar transparan
c.
Alat visual tiga dimensi bisa disebut juga benda nyata
(objek langsung) yaitu alat atau benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar,
dan tinggi;
1)
benda asli
2)
model
3)
barang contoh
4)
pameran
2.
Alat audio yaitu alat yang dapat menghasilkan bunyi/
suara;
a.
kaset
b.
radio
3.
Alat audio visual yaitu alat yang dapat menghasilkan
rupa dan suara dalam satu unit;
a.
film bersuara
b.
televisi
4.
Berbagai macam papan;
a.
papan tulis
b.
papan flanel
c.
papan magnet
5.
Demonstrasi dan widyawisata
a.
demonstrasi
b.
widyawisata
2.1.5 Media Objek Langsung
Media
objek langsung merupakan media yang berjenis alat visual tiga dimensi bisa
disebut juga benda nyata. Alat visual tiga dimensi yaitu alat atau benda yang
mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tinggi. Contoh media objek langsung yaitu
benda asli, model, barang contoh atau pameran misalnya vas bunga, mobil, almari
dan lain-lain. Media objek langsung mudah digunakan dan sederhana untuk
dugunakan dalam belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Pembelajaran
Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Dengan Menggunakan Media Objek Langsung
Kemampuan menulis memberikan makna yang penting untuk
berkomunikasi secara tidak langsung dalam kehidupan. Memiliki kemampuan menulis
tidaklah semudah yang dibayangkan oleh banyak orang. Semakin banyak kita berlatih menulis, maka akan
semakin menguasai keterampilan tersebut. Tidak ada orang yang dapat langsung
terampil menulis tanpa melalui suatu proses latihan.
Tujuan pembelajaran menulis paragraf deskripsi agar
siswa dapat menulis paragraf deskripsi melalui pengamatan secara langsung,
dengan begitu siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan, ide,
mengembangkan daya pikir dan kretifitas siswa dalam menulis.
Pengguanaan media objek langsung akan menuntut siswa
berpikir aktif menuangkan apa yang ia pikirkan dan ia rasakan. Media objek
langsung juga dapat membantu siswa untuk mengalirkan secara bebas apapun yang
telah tersimpan di dalam pikiran dan perasaan siswa.
Menurut Djamarah (2006: 136), ada enam langkah yang
bisa ditempuh guru pada waktu ia mengajar dengan mempergunakan media.
Langkah-langkah itu adalah:
- Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media
- Persiapan media. Pada fase ini guru memilih dan menetapkan media mana yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan. Dalam hal ini prinsip pemilihan dan dasar pertimbangannya patut diperhatikan.
- Penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. Pada fase ini penyajian bahan pelajaran dengan memanfaatkan media pengajaran.
- Kegiatan belajar siswa. Pada fase ini siswa belajar dengan memanfaatkan media pengajaran. Pemanfaatan media disini bisa siswa sendiri yang mempraktikannya ataupun guru langsung memanfaatkannya, baik dikelas maupun di luar kelas.
- Evaluasi pengajaran. Pada fase ini kegiatan belajar dievaluasi, sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, yang sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa.
Sedangkan langkah penerapan penggunaan media objek
langsung dalam KBM di kelas adalah sebagai berikut:
1)
Pendahuluan
a)
Menyapa siswa dan memeriksa kehadiran siswa
b)
Menyampaikan tujuan pembelajaran
c)
Menyampaikan manfaat materi yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari
d)
Menyampaikan materi dan contoh-contoh dengan
menggunakan objek langsung.
2)
Kegiatan Inti
a)
Guru membagi kelompok berdasarkan objek yang akan
diamati oleh siswa.
b)
Guru menyuruh siswa untuk menulis paragraf deskripsi
dengan objek yang sudah ditentukan dan
dikerjakan secara individu.
c)
Guru memberi penguatan.
3)
Penutup
a)
Menyuruh siswa melakukan refleksi
b)
Pemberian semangat atau pesan pada siswa.
Pembelajaran menulis paragraf
deskripsi ini dirancang dengan tepat agar siswa senang, tertarik, dan
menantang. Guru menetukan objek yang akan ditulis ke dalam paragraf deskripsi
pada setiap kelompok, tetapi dikerjakan secara individu agar siswa bebas dalam
berekspresi dan menuangkan ide dalam bentuk tertulis.
Berdasarkan uraian diatas nampak
jelas bahwa jika konsep tersebut dapat diterapkan sesuai dengan prinsip-prinsip
di atas akan sangat terasa dampaknya terhadap proses belajar dan tentu juga
diharapkan akan berdampak baik terhadap pembelajaran hasil pembelajaran siswa.
2.2 Hipotesis dan Norma Hipotesis
2.2.1
Hipotesis
1. Ho(Nihil) : tidak ada pengaruh pengaruh
penggunaan media objek langsung terhadap keterampilan menulis paragraf
deskripsi pada siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga tahun pelajaran
2009-2010.
2. Hi (Kerja) : ada pengaruh penggunaan media
objek langsung terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi pada siswa
kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga tahun pelajaran 2010-2011.
2.2.2 Norma
Hipotesis
1. Siswa kelas
X MA Kejuruan Sunan Kalijaga tahun pelajaran 2010-2011 dikatakan terampil
menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan media objek langsung jika 75%
mendapatkan nilai di atas 70.
2. Siswa MA
Kejuruan Sunan Kalijaga tahun pelajaran 2010-2011 dikatakan terampil menulis
paragraf deskripsi tanpa menggunakan media objek langsung jika 75% mendapatkan
nilai di atas 70.
3. a. Jika t hitung <
t tabel pada taraf signifikan 5% maka tidak dikatakan signifikan akibat Ho
diterima artinya tidak ada pengaruh penggunaan media objek langsung terhadap keterampilan
menulis paragraf deskripsi siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga tahun
pembelajaran 2010-2011.
b.
Jika t hitung ≥ t tabel pada taraf signifikan 5% maka dikatakan
signifikan akibat Ho ditolak dan secara otomatis hipotesis kerja Ha diterima.
Artinya ada pengaruh penggunaan media objek langsung terhadap keterampilan
menulis paragraf deskripsi siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga tahun
pelajaran 2010-2011.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metodologi adalah suatu proses
untuk mendapatkan suatu data yang akan di jadikan bahan penelitian.
Menurut
Arikunto (2006: 12), jenis-jenis penelitian ada 2 yaitu penelitian kuantitatif
dan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
menggunakan angka dalam pengumpulan data dan dalam memberikan penafsiran terhadap
hasilnya, sedangkan penelitian kualitatif tidak menggunakan angka. Namun
demikian tidak berarti bahwa dalam penelitian kualitatif ini penelitian sama
sekali tidak di perbolehkan menggunakan angka. Dalam hal tertentu, misalnya
menyebutkan jumlah anggota keluarga, banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk
belanja sehari-hari ketika menggambarkan kondisi sebuah keluarga, tentu saja
bisa. Yang tidak tepat adalah apabila dalam mengumpulkan data dan penafsirannya
peneliti menggunakan rumus-rumus statistik.
Penelitian
ini menggunakan metode penelitian
kuantitatif karena dalam mengumpulkan data dan memberikan penafsiran terhadap
hasilnya menggunakan angka dan menggunakan rumus-rumus statistik.
3.1 Identifikasi Variabel
Penelitian
Variabel
penelitian adalah objek yang menjadi sasaran dalam suatu penelitian. Menurut
Sugiyono (2007: 2), Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh penelitian untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Variabel dapat diartikan
sebagai hal-hal yang dijadikan sebagai pusat pengamatan dalam penelitian,
selain itu variabel penelitian merupakan faktor yang berperan dalam suatu
penelitian.
Keberadaan
variabel memegang peranan yang penting karena tanpa adanya variabel penelitian,
suatu penelitian tidak dapat dilakukan. Penelitian yang berjudul pengaruh
Penggunaan Media Objek Langsung Terhadap Keterampilan Menulis Paragraf
Deskripsi Siswa Kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga Pakuncen Patianrowo Tahun
Pelajaran 2010-2011 terdapat dua variabel:(1) variabel bebas yaitu penggunaan
media objek langsung dan (2) variabel terikat yaitu keterampilan menulis
paragraf deskripsi.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sejumlah subjek yang
dijadikan sumber dalam pengambilan data. Ada
kecenderungan istilah subjek penelitian digunakan dalam penelitian karena
jumlahnya tidak begitu besar. Penentuan subjek penelitian merupakan langkah
awal dalam melaksanakan suatu penelitian, sebab suatu penelitian tidak akan ada
tanpa subjek penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto
(2006: 145), “Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh
peneliti. Jika kita bicara tentang penelitian, sebetulnya kita berbicara
tentang unit analisis, yaitu subjek yang menjadi pusat perhatian”.
Berdasarkan pendapat tersebut berarti suatu
penelitian pasti ada subjek yang diteliti. Subjek dalam penelitian ini siswa
kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga Pakuncen Patianrowo tahun pelajaran
2010-2011 yang berjumlah 70 siswa, dengan rincian 35 siswa dari kelas XA dan 35
siswa dari kelas XB.
Siswa kelas XA menggunakan media objek langsung untuk
pembelajaran menulis paragraf deskripsi sebagai kelas eksperimen dan kelas XB
tidak menggunakan media objek langsung untuk pembelajaran menulis paragraf
deskripsi sebagai kelas kontrol.
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian yang berjudul pengaruh penggunaan media
objek langsung terhadap pembelajaran menulis paragraf deskripsi siswa kelas X
MA Kejuruan Sunan Kalijaga Pakuncen Patianrowo Tahun Pembelajaran 2010-2011 dilaksanakan
di MA Kejuruan Sunan Kalijaga Pakuncen Patianrowo. Penelitian dilaksanakan
mulai bulan Mei sampai dengan bulan Agustus 2010. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel I. Tempat dan Waktu Penelitian
No
|
Jenis Kegiatan
|
Oktober
|
November
|
Desember
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Pengajuan
masalah
|
ü
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Pengajuan
judul
|
ü
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Penyusunan Bab
I
|
|
|
ü
|
|
ü
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Penyusunan Bab
II
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Penyusunan Bab
III
|
|
|
|
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
|
6
|
Daftar Pustaka
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
7
|
Daftar Isi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ü
|
|
|
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan
untuk menggali data. Ada
beberapa teknik pengumpulan dta yang dapat digunakan untuk menggali data yaitu:
(1) observasi, (2) interview, (3) tes, dan (4) angket (Suharsimi 2006: 222).
Teknik
pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik tes. Menurut
Amirul Hadi (2005: 139), tes adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yang
diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat
dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Sesuai dengan masalah penelitian,
tes yang digunakan berbentuk tes tulis yaitu teknik yang berbentuk tes
kemampuan menulis paragraf deskripsi yang harus dikerjakan siswa dan harus
sesuai dengan media objek langsung kemudian hasil menulis siswa dikoreksi
sehingga menghasilkan nilai yang dijadikan calon data.
Berkaitan
dengan uraian di atas, langkah-langkah yang akan dilakukan untuk memperoleh
datadalam penlitian adalah :
1. Menyiapkan materi tentang menulis paragraf
deskripsi di kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu kelas XA dan XB.
2. Menyiapkan contoh teks paragraf deskripsi.
3. Memberikan materi di kelas Eksperimen
dengan menggunakan media objek langsung. Kemudian siswa menulis paragraf
deskripsi sesuai dengan objek yang sudah dipilih.
4.
Memberikan materi di kelas kontrol dengan menggunakan
media yang tidak diamati langsung. Kemudian siswa menulis paragraf
deskripsi.
5.
Mengoreksi hasil menulis siswa.
6.
Mencatat hasil tes yang diperoleh dari kegiatan menulis
siswa.
Penilaian yang dilakuakan oleh peneliti meliputi
beberapa aspek, yaitu:
1. Kesesuaian judul dengan isi paragraf.
2.
Diksi (pemilihan kata).
3.
Kesatuan dan kepaduan paragraf .
4.
Menunjukkan objek yang ditulis.
5. Memusatkan uraian pada objek yang ditulis.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data atau untuk memperoleh data. Instrumen yang akan diberikan
kepada subjek penelitian berupa tes tulis yaitu dengan cara memberikan
penilaian hasil menulis paragraf deskripsi siswa.
No.
|
Aspek
|
Skor
|
1
|
Kesesuaian tema dengan isi paragraf
|
15
|
2
|
Diksi(pemilihan kata)
|
20
|
3
|
Kesatuan dan kepaduan paragraf
|
20
|
4
|
Menggunakan kalimat yang tepat
|
20
|
5
|
Menunjukkan objek yang ditulis
|
25
|
Jumlah
|
100
|
3.6 Teknik Analisis Data
Menganalisis data adalah mengolah data yang telah
diperoleh kemudian ditarik suatu kesimpulan. Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 88), teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik inferensial. Teknik
analisis data ini digunakan untuk menganalisis data inferensial (deskriptif). Data yang diperoleh
dalam penelitian ini berupa angka atau bilangan, sehingga digunakan teknik
statistik inferensial uji-t atau t test.
Langkah-langkah
dalam uji t sebagai berikut :
1. Mencari skor rata-rata kelompok x (kelas eksperimen)
dengan rumus
Mx = ∑Fx : N
2. Mencari skor rata-rata kelompok y (kelas kontrol)
dengan rumus
My = ∑Fy : N
3.
Mencari standart deviasi kelompok x dengan rumus :
Sdx = 

4. Mencari standart deviasi kelompok y dengan
rumus :
Sdy =

5. Mencari kesalahan atau standart kesalahan
mean kelompok x dengan rumus
SDmx = 

6. Mencari kesalahan atau standart kesalahan
mean kelompok y dengan rumus
SDmy = 

7. Mencari standart beda kesalahan mean (
SDbm ) dengan rumus
SDbm
= 

8. Mencari nilai t dengan rumus
t = 

9. Mencari derajat kebebasan :
d.b = ( N-1) + ( N-1)
Sutrisno Hadi (2000 : 91)
3.7 Penafsiran Data
1. Siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga tahun
pelajaran 2010-2011 dikatakan terampil menulis paragraf deskripsi dengan
menggunakan media objek langsung mendapatkan nilai diatas 70 hal ini
berdasarkan penafsiran penelitian siswa yang berjumlah 35 siswa, yang mendapat
nilai diatas 70 sebanyak 27 siswa. Dengan demikian hipotesis diterima karena
siswa mampu mendapatkan nilai rata-rata 76,71.
2. Perhitungan dengan menggunakan teknik analisis
statistik uji t, tercatat t hitung ≥
t tabel dengan taraf signifikasi 5% yaitu 5,67 ≥
2,000. Dengan demikian sangat signifikan akibat Ho ditolak dan Ha
diterima. Karena Ho ditolak atau Ha diterima, dapat disimpulkan: Ada pengaruh penggunaan
media objek langsung terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi pada
siswa kelas X MA Kejuruan Sunan Kalijaga tahun pelajaran 2010-2011. dengan
demikian media objek langsung sangat berpengaruh besar terhadap keterampilan
menulis paragraf deskripsi.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. 2008. Cermat Bebahasa Indonesia. Jakarta:
Akademik Presindo.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hadi, Amirul dan Haryono. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Bandung: Pustaka Setia.
Hadi, Sutrisno. 2000. Statistik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Pringgawidagda, Suwarna. 2002. Strategi Penguasaan Berbahasa.
Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Soedjito dan Mansur Hasan. 1986. Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung:
Remadja Karya.
Soeparno.1988. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: PT Intan Pariwara.
Subana dan Sunarti. 2009. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.
Bandung: Pustaka Setia.
Sudjana, Nana dan Ahad Rivai. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Suparno dan Mohamad Yunus. 2007. Keterampilan Menulis. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Syafi’ie, Imam. 1990. Bahasa Indonesia Profesi. Malang: IKIP Malang.
Tarigan, Henry Guntur.1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar